tanaman terong
Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga
Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri
Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa
digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena.
Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara
tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya.
Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci)
panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar
lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang
melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya
biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan
mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah
tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar,
dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak
biji yang kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit
karena mengandung alkaloid nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena
terong adalah saudara dekat tembakau.
Terong merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat
Indonesia. Ini tidak terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya
baik dalam bentuk sayuran olahan maupun secara mentah. Dengan semakin
beragamnya selera masyarakat terhadap terong, bentuknya pun mengalami
perkembangan. Namun demikian, secara umum ciri fisik terong tidak jauh
berbeda dari karakter seperti : bentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit
mulus, dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya.
Buah terong merupakan sumber kalori yang cukup besar yaitu sekitar 24 kal.
Selain sebagai sumber kalori, buah terong juga mempunyai komposisi gizi antara lain mengandung
1.5 % Protein, 0.2 gr lemak, 5.5 gr hidrat arang, 15 gram kalsium, 37
mg Fosfor, Besi 0.4 mg, Vit A 30 SI , Vit B1 0.04 mg, dan Vit C 5 mg.
Dengan komposisi gizi seperti itu maka buah terong cocok dikonsumsi
untuk perbaikan gizi..
Meskipun terong termasuk sayuran yang digemari masyarakat, nampaknya
budidaya tanaman terong ini tidak se-intensif budidaya tanaman sayuran
favourit lain seperti cabai, tomat, bawang, dan lainnya. Kenyataannya
tidak sedikit petani kita yang menanamnya sebagai pelengkap dan kadang
ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Tentu saja hal ini tidak terlepas
dari masih kurang pentingnya peran komoditas terong di masyarakat.
Padahal bila kita mengkaji potensi pasar dalam negeri saja pengusahaan
terong secara intensif memberikan peluang yang cerah. Saat ini hanya ada
beberapa pihak saja yang mengelola terong ini secara intensif, bermitra
dengan petani kemudian melakukan pengolahan sehingga memiliki nilai
tambah untuk diekspor ke luar negeri.
Meskipun data sensus pertanian 1998 mengungkapkan adanya kecendrungan
peningkatan baik dari produksi maupun luas areal sayuran terong di
Indonesia yaitu sekitar 14.31 persen, namun dibandingkan luas areal
sayuran potensial yang ada konstribusinya sangat kecil. Bahkan ada
kecendrungan areal penanamannya semakin lama semakin berkurang. Padahal
dengan adanya peningkatan permintaan tersebut menunjukkan peluang pasar
terong masih terbuka. Kondisi ini semakin diperparah dengan masih
rendahnya tingkat produktifitas terong yang dihasilkan petani yaitu
berkisar 60 – 80 kuintal per hektar. Hal itu menunjukkan bahwa
pengusahaan terong di Indonesia belum digarap secara optimal.
Persoalan rendahnya produktifitas ini tentu saja erat kaitannya dengan
penggunaan benih terong yang selama ini dipakai petani disamping teknik
budidaya yang harus dioptimalkan. Penggunaan benih lokal maupun hibrida
yang sudah diturunkan akan mempengaruhi hasil panen karena sifat-sifat
unggul yang diturunkan tersebut sudah tenggelam karena telah ditutupi
gen resesif atau gen pembawa sifat yang tidak baik. Padahal seperti kita
ketahui bahwa varietas hibrida selalu memiliki kelebihan sifat unggul.
Kecenderungan petani menggunakan varietas lokal maupun benih turunan ini
tentu saja sangat disayangkan apalagi bila tujuan kita ingin
mengoptimalkan hasil panen. Hal ini disebabkan pada benih lokal bukanlah
hasil persilangan atau hasil kombinasi sehingga tidak ada penggabungan
sifat unggul. Sedangkan apabila petani menggunakan benih hibrida turunan
tentu saja sangat tidak dianjurkan karena sifat-sifat jelek yang dibawa
oleh induknya akan bermunculan sehingga tanaman beserta hasil panennya
tidak seragan.
Melihat dari kecendrungan permintaan buah terong yang meningkat, maka
usaha peningkatan produktifitas tanaman terong dapat dilakukan dengan
penanaman secara intensif dan penggunaan benih unggul.
Terung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, apabila dipelihara dengan baik dan menggunakan bibit unggul, dalam satu hektar bisa dihasilkan kurang lebih 30 ton terung.
Oleh karena itu terung sangat potensial untuk dikembangkan dengan lebih
meningkatkan produktivitasnya. Terung mempunyai prospek dan potensi
yang sangat menjanjikan apabila dikelola secara agribisnis.
MANFAAT & KEGUNAAN TERUNG
Terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak
saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang
cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat
sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g
Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A,
5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Terung yang dimanfaatkan untuk hidangan makanan adalah buahnya. Bila
dimasak terung akan menjadi layu dan menjadi lebih nikmat disantap.
Terung dikonsumsi setelah disayur, digoreng atau untuk lalapan langsung
dalam keadaan mentah. Terung memiliki bentuk dan warna yang sangat
menarik yaitu ungu mengkilap sehingga menarik perhatian orang untuk
membeli.
Terung dapat dipergunakan sebagai obat diantaranya untuk mengobati
wasir. Beberapa jenis yang lain seperti terung Belanda berkhasiat
mengobati penyakit tekanan darah rendah, menghilangkan gatal pada kulit,
obat cuci perut dan mengeringkan kulit muka berlemak. Terung perat yang
dibakar menyembuhkan penyakit kulit sementara bagian akarnya dapat
mengobati sakit gigi. Terung ranti akarnya dipergunakan membalur luka.
Terung mempunyai banyak khasiat disebabkan adanya kandungan alkaloid
solanin. Disamping itu terdapat juga senyawa solasodin yang dapat
dipergunakan sebagai pencegah kehamilan.
SEKILAS BUDIDAYA TERUNG
Terung sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang
rumit. Terung dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian
1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan
warna buah , terung memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh
dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan
PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim
kemarau.
Terung banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut
terung lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terung
craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terung
jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang
buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya
bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terung pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji
terung yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli
ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu
dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan,
pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah
penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta
pemberantasan penyakit.
Terung pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan
penyakit. Hama yang menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu
daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah, lembing hijau,
penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat
tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan
virus. Cara pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
gambar: Bunga Terong
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila
dirawat dengan baik tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan.
Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim
kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah sedang
bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.
SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 – 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya
bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai.
Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga
hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman
benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam,
kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan
pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida
bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat
menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil campuran media
tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5
cm.
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
- Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan
benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan
pupuk kandang halus.
- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
- Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot dengan pestisida
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan
dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan
ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah.
Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan
mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar
lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya.
Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata.
Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan
pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya
diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2,
(khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk
kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5
kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika
kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10
tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk
bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman)
dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam
perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman
terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun
sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan
pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah
pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row,
dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan
kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke
bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa
sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama
dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
PENANAMAN
- Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca
kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor.
Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal
ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak
mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman
yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain
ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak
1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm
dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST
dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman.
Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen
yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit
yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran
dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan
kondisi lingkungan.
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama
hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas
baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT tanaman TERONG
HAMA
1.Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun
merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk
atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau
keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika
populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun
Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun
Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya
menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh
Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap
Aphis.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel
tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai
kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ”
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara
memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan
roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan
ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan
dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00,
gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun
kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di
pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya,
sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk
buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak,
Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem /
pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar
sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat
sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.
Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu
lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis
Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah
serangan. Gunakan Bakterisida
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit
muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau
sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong
layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran
tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis
bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah
muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi
terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna
ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan
warna daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu
musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per
tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan
biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.
Keragaman bentuk dan Jenisnya
Terong tergolong ke dalam keluarga terung-terungan atau Solanaceae. Saat
ini jenis terong dibedakan dari bentuk dan warna kulit buahnya yaitu
ada yang berwarna ungu dan ada yang berwarna hijau. Sedangkan dari
bentuknya ada yang panjang , ada pula yang bulat dan lonjong. Dari
beberapa jenis terong yang ada, saat ini masyarakat umumnya lebih
cenderung memilih terong yang berwarna ungu atau bernuansa ungu
dibandingkan yang berwarna hijau. Bila ditinjau dari segi rasanya tentu
saja tidak jauh berbeda, hanya saja ada beberapa diantaranya yang
memiliki rasa manis, kesat dan tawar. Kecendrungan dalam memilih jenis
terong ini juga dipengaruhi oleh selera masyarakat. Bisa saja daerah
yang satu dengan daerah yang lain berbeda seleranya. Seperti di Jawa
Barat, masyarakatnya yang lebih menyukai terong bentuk bulat hijau lorek
dimana mereka mengkonsumsinya secara mentah untuk lalap,sedangkan di
daerah lain buah terong yang panjang lebih disukai. Buah terong yang
panjang maupun lonjong ini banyak diusahakan secara komersial untuk
konsumsi sayuran.
BUDI DAYA TERONG BELANDA
TERONG BELANDA
Family SOLANACEAE
Deskripsi
Terong belanda berupa perdu yang rapuh, tingginya 2-3(-8) m, pangkal
batangnya pendek, percabangannya lebat. Daunnya tunggal,
berselang-seling, bentuknya bundar telur sampai bentuk jantung,
berukuran (10-35) cm x (4-20) cm, berpinggiran rata, berbulu halus,
peruratannya menonjol, berujung lancip dan pendek, biasanya daun-daun
itu berada hampir di ujung pucuk, memiliki bau seperti lembu kutub;
tangkai daun 7-10 cm panjangnya.
Bunga berada dalam rangkaian kecil di ketiak daun, dekat ujung cabang,
berwarna merah jambu sampai biru muda, harum, berdiameter kira-kira 1
cm, bagian-bagian bunga berbilangan lima; daun mahkota berbentuk genta,
bercuping lima; benang sari 5 utas, berada di depan daun mahkota, kepala
sari tersembunyi dalam runjung yang bertentangan dengan putik; bakal
buah beruang dua, dengan banyak bakal biji, kepala putiknya kecil.
Buahnya berupa buah buni yang berbentuk bulat telur sungsang atau bulat
telur, berukuran (3-10) cm x (3-5) cm, meruncing ke dua ujungnya,
bergelantungan, bertangkai panjang, daun kelopaknya tidak rontok, kulit
buah tipis, licin, berwarna lembayung kemerah-merahan, merah jingga
sampai kekuning-kuningan; daging buahnya mengandung ‘banyak sari buah,
agak asam sampai manis, berwarna kehitam-hitaman sampai
kekuningkuningan. Bijinya bulat pipih, tipis, dan keras. Kandungan :
Kulit buah terong belanda mengandung suatu zat yang rasanya pahit,
tetapi zat ini dapat dibuang dengan cara mengupas kulitnya atau
menyeduhnya dengan air panas selama 4 menit. Mengganti air setelah
merebusnya 3-4 menit dan memanaskannya kembali dapat mengurangi rasa
pahit dan sepat buah yang masih muda. Setiap 100 g bagian buah yang
dapat dimakan mengandung: air 85 g, protein 1,5 g, lemak 0,06-1,28 g,
karbohidrat 10 g, serat 1,4-4,2 g, abu 0,7 g, vitamin A 150-500 SI, dan
vitamin C 25 mg. Sebagian besar vitamin akan hilang dalam perebusan.
Manfaat
Buah terong belanda dimanfaatkan menurut berbagai cara, seperti
masakan yang lezat dan makanan yang manis-manis. Buah mentah dapat
digunakan untuk masakan ‘chutney’, kari dan sambal, sedangkan buah
matang untuk sirop, sup, adonan pengisi (perut ayam, dan sebagainya) dan
untuk rujak. Buah yang dibelah dapat digunakan sebagai bumbu, serta
dibakar atau dipanggang untuk digunakan sebagai sayuran. Buah yang
matang di pohon yang dipelihara pada lingkungan yang cocok saja yang
rasa dan aromanya enak. Buah yang dimatangkan sebaik-baiknya juga
penting agar dihasilkan sirup, jell, selai, pencuci mulut dan sebagai
hiasan es krim yang berkualitas baik. Bijinya yang keras itu dapat
dibuang setelah digodok. Air kapur dan gula dapat ditambahkan agar
rasanya lebih enak.
Syarat Tumbuh
Di daerah tropik terong belanda dapat tahan hidup di ketinggian 1000 m
dpl. atau lebih; terong ini masih dapat hidup di atas 2000 m dpl, jika
suhu bulanan rata-ratanya tetap di atas 10° C dan embun bekunya, yang
dapat membunuh tanaman muda dan daun serta ujung pucuk tanaman dewasa,
tidak terlalu lebat. Di dataran rendah, pohon terong belanda tidak mampu
berbunga, sedangkan udara sejuk (barangkali khususnya malam yang
‘sejuk) dapat mendorong pembungaan. Oleh karena itu, tanaman ini berbuah
matang pada musim dingin ‘di daerah subtropik, dan jika ditanam di
daerah tropik buah matang sesudah terjadi udara dingin. Rasa buah akan
menjadi lebih baik pada hari-hari cerah yang panas dan malam-malam yang
dingin pada musim kemarau di daerah tropik daripada selama musim dingin
dl dataran tinggi. Terong belanda tumbuh baik di tanah yang balk
drainasenya, karena bahan organik dan kelembapannya sedang. Tanaman ini
tidak tahan terhadap genangan, walaupun hanya untuk 1-2 hari. Pohonnya
yang berbuah lebat dan berumur panjang dijumpai sebagai naungan dl
kandang ayam; hal ini membuktikan bahwa terong belanda resposif terhadap
pupuk kandang dan tempat-tempat yang kering. Tanaman ini berakar
dangkal, karenanya mudah roboh, juga cabang-cabangnya yang rapuh itu
mudah sekali patah jika sedang berbuah lebat. Jadi, lokasi yang ternaung
hendaknya dipilih atau diadakan pohon penahan angin.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan dan penanaman: Benih terong belanda hendaknya dipilih
dari tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Di Brazil, benih itu
dicuci, dikeringkan dan dianginkan lalu disimpan di lemari pendingin
selama 24 jam. Pendinginan dinyatakan mengakibatkan perkecambahan
benar-benar 100% dalam 4-6 hari. Hendaknya telah disiapkan persemaian
yang dipupuk atau diberi kompos dan dinaungi ringan. Perbanyakan dengan
setek merupakan alternatif, tetapi sulit untuk memastikan akan terbebas
dari serangan virus. Penumbuhan dalam wadah dapat mengurangi kerugian
daripada penanaman di lapangan. Setek dari batang yang berumur 1-2
tahun, yang diameternya 10-30 mm, panjangnya 45-100 cm dapat ditanam
langsung di lapangan setelah daun-daunnya dibuang. Tanaman dari setek
tumbuh menjadi pohon yang rimbun bercabang-cabang rendah, yang harus
dibuang bunga-bunganya agar pada tahun pertama pertumbuhan dapat
terangsang. Di Selandia Baru, terong belanda kadang-kadang disambung
dengan jenis-jenis yang berkerabat, khususnya dengan Solanum mauritianum
Scop., yaitu satu gulma yang meliar kembali. Pohon yang tumbuh di atas
batang bawah ini agak kerdil tetapi berbuah banyak sekali dan perlu
ditunjang. Di Selandia Baru, pohon terong belanda ditanam dalam baris
tunggal atau ganda, misalnya untuk barisan tunggal 2,5 m x 2 m atau 4,5 m
x 1,5 m dan untuk barisan ganda (3,5 -F 1,5) m x 2 m atau (4 + 2,5) m x
3 m, akan menjadikan kepadatannya 2000-1000 pohon per hektare.
Penanaman yang jauh lebih padat lagi juga telah dilaporkan dari beberapa
negara lain. Petani-petani Selandia Baru seringkali menanam terong
belanda ini sebagai tanaman tumpang sari pada kebun jeruk yang masih
muda.
Pemeliharaan
Kebun buah terong belanda hendaknya berdrainase baik; seringkali
tanaman ini dipelihara di punggung guludan atau di atas bedengan. Karena
sistem perakarannya dangkal, penanaman terlalu dalam hendaknya
dihindari, sebaliknya pemberian mulsa sangat menguntungkan. Pohon muda
yang berasal dari benih dipenggal sampai tingginya tinggal 1 m agar
percabangannya bermunculan, dan setiap tahun diadakan pemangkasan di
awal daur kehidupannya. Pemangkasan tahunan ini terdiri -atas pemotongan
cabang dan penjarangan cabang-cabang yang telah pernah berbuah, agar
terjadi peremajaan cabang yang akan berbuah, dan mengurangi terpencarnya
cabangcabang pohon. Waktu pemangkasan akan mempengaruhi saat panen.
Untuk tanah-tanah yang kurang subur di Selandia Baru dianjurkan
pemberian pupuk dengan kombinasi 110-170 kg N, 35-55 kg P2O5, dan
100-200 kg K2O per tahun. Pelaksanaannya dipecah menjadi pemupukan
bagian dasar, persis sebelum pemangkasan untuk mendorong pertumbuhan
pucuk, dan pemupukan bagian atas setelah buah terakhir terbentuk guna
mendorong pertumbuhan buah. Di daerah tropik pemakaian sejumlah besar
bahan organik dan pupuk kandang ketika membuat guludan untuk penanaman
akan mengurangi perlunya pemberian pupuk tambahan. Pengairan selama
musim kemarau penting untuk mempertahankan pertumbuhan dan untuk
memperbaiki ukuran buah dan hasil panen.
Hama dan Penyakit
Masalah-masalah utama disebabkan oleh infeksi virus, antara lain
virus-virus mosaik terong belanda, mosaik mentimun, mosaik Arab dan satu
atau beberapa virus yang belum teridentifikasi. Virus-virus tersebut
cepat menyebar (vektor utamanya mungkin afid) menyebabkan turunnya hasil
kebun terong belanda itu. Tanaman yang sehat (asal dari benih)
hendaknya ditanam sejauh-jauhnya dari pohon yang lebih tua; kesehatan
kebun buah secara ketat dan pemberantasan vektornya merupakan jalan
utama untuk mencegah adanya virus. Nematoda bongkol akar (Meloidogyne
spp.) juga berbahaya dan bersama-sama dengan virus akan menyebabkan
terjadinya tanaman kerdil dan tidak produktif; suhu dan kelembapan yang
tinggi akan memperburuk keadaan. Adanya beberapa penyakit jamur, di
antaranya embun tepunglah yang paling mengganggu. Jika serangannya
gawat, akan menyebabkan daun tua rontok lebih awal. Penyakit ini dapat
diatasi dengan cara perlakuan secara teratur sulfur atau fungisida yang
lebih khusus lagi; alternatif lain ialah mempertahankan kecepatan tumbuh
yang cukup tinggi untuk menggantikan kembali daun-daunnya yang hilang.
Tidak banyak usaha dapat dilakukan untuk memberantas serangan bakteri
yang disebabkan oleh Pfeudomonas syringae.
Panen dan Pasca Panen
Panen Mengukur waktu pembungaan akan menjurus ke masa panen yang
panjang. Buah terong belanda tidak akan matang setelah dipanen, dan
karena hanya buah yang matang penuh yang merupakan kualitas prima, maka
pohonnya perlu dipanen beberapa kali sepanjang musim panen, yang lamanya
5-7 bulan atau lebih. Hal ini jelas menambah ongkos produksi.
Pemetikannya mudah saja, karena tangkai buah mudah sekali patah di
bagian lapisan absisinya yang berada 3,5-5 cm dari pangkal buahnya.
Hasil Di Brazil pohon terong belanda yang jarak tanamnya cukup dengan
produksi penuh, menghasilkan 20-30 kg buah per tahun: Produksinya di
Selandia Baru juga hampir sama, sedangkan hasil komersial umumnya 15-17
ton/ha. Pohon terong belanda ini dapat memberikan hasil yang balk selama
11-12 tahun, tetapi umumnya menurun setelah berumur 5-6 tahun.
Penanganan pasca panen Buah terong belanda dagingnya keras dan kulitnya
licin dan liat sehingga mudah dikelola. Dalam keadaan kehangatan yang
normal, daya tahannya sekitar 1 minggu, tetapi pada penyimpanan dingin
dengan suhu 3,5° C ± 1° C buah dapat disimpan selama 8 minggu atau
lebih. Colletotrichum dan Phoma yang menyerang buah yang tersimpan harus
diberantas dengan perendaman dalam air panas dan pelapisan kembali
dengan lilin.
Selengkapnya...
SekilasTanaman Terong
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar