PENGOLAH TANAH
Lahan
yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam
gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu
dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit.
Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik
menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai
4 liter per Hektar.
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan
hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan
bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk
menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.
Buat bedengan dengan
ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan
lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi
lahan.
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter
atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran
lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha
atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH tanah yang akan
dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat
pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang.
Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai
1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar.
Tahap
berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna
untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma,
mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur,
suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian
pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik
antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan
sisi mulsa dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih optimal
dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan
pada siang hari atau saat cuaca panas.
TEKNIK PENANAMAN
Jarak
tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70
cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau
zig-zag.
Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan
bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola
yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .
Pembuatan
lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan
menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam
dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.
Bibit cabe
dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4
daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida
dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah
serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam
Seleksi
dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak
terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media
tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam.
Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.
PEMELIHARAAN TANAMAN
Setelah
tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan
normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada
di persemaian.
Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu
dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu
dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul
atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu
diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.
Pewiwilan
perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah
cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan
ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.
Pengikatan
dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang
berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir.
Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama
dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.
PEMUPUKAN SUSULAN
Untuk
memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran mulai
umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter
sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan
pengocoran konsentrasi pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat
tanaman berumur 30 hst, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan
memberikan campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha.
Pemupukan dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi
tanaman dengan jarak 15 cm.
Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga
disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan
Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai umur 7
sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.
Pada
saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan
memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu
pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan
dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau
dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk Fitomic adalah 1,5 – 2,5
cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari.
Pemupukan susulan
ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang diberikan
adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.
PENGAIRAN
Pengairan
dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara
menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman
harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari
bedeng tanaman.
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE
Hama
yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau
Agrotis Ipsilon · Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera
litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids
hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar
Ulat
Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe
yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman
hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat
dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 –
0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi
0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5
cc/liter sehari sebelum pindah tanam.
Ulat grayak pada tanaman cabe
biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan
pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan
insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec
atau insektisida Direct 25ec.
Lalat buah gejala awalnya adalah buah
berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe
berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk
pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap
dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC
dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan
insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau
dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.
Hama
Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan,
menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan
pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi
0,25 – 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec
dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.
Tanaman yang terserang hama
thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang
bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika
daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning
dan rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan
dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500
liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air /
Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi
0,25-0,5 cc/liter.
Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman
yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang
maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman
terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri
masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah
dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan
penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah
endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.
Penyakit
yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah
semai · Layu Fusarium · Layu bakteri ·
Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun
Cercospora · Penyakit Virus
Penyakit anthracnose buah.
Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan
timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk
pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan
konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory
80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.
Penyakit busuk
Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat
bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat
menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah.
Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan
dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan fungisida Victory 80WP
konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida sistemik
Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter
Rebah semai ( dumping
off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur
penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat
dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida
sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan
konsentrasi 0,5 sampai 1 gram / liter.
Penyakit layu fusarium dan
layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat
fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada
lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai
saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.
Penyakit
bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya
berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat
kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot
fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian
dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan
interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida
yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai
tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa
virus tersebut yaitu aphids.
Untuk pencegahan serangan hama penyakit,
gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit
dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau
untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang
menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.
PANEN
Pada
saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang
padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan
pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi
penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan
tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung
dari luas penanaman dan kondisi pasar.
Pemanenan dilakukan dengan
cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat
disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit
harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman
cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu
panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam
keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi
penguapan.
PASCA PANEN CABE
Hasil
panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak,
selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe
tetap segar .
Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen
dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti
untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport.
Setelah buah
cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan
untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan.
Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi.
Cabe siap didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar.
Dengan
penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan
tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat
meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan.
Minggu, 09 Desember 2012
menanam cabe hibrida
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar